Resto Fusion dengan Galeri Seni

Jumat, 08 Oktober 2010

Selain hidangan nan lezat, apa sih yang dicari orang ketika masuk ke sebuah restoran? Pelayannya yang cantik, tempat bersih yang nyaman, atau apa? Aha! Bagaimana kalau ruangannya yang dibuat mirip galeri seni dan dibuat sangat artistik sampai ke urusan toilet?

Sedikit sekali tempat makan yang benar-benar memperhatikan ruangan secara detail sampai ke tempat “buang hajat”. Padahal setiap orang yang “mampir” ingin mendapat pelayanan serba memuaskan “dari ujung rambut sampai ujung kaki”.
Bulan ini, AdInfo mendapat undangan mencicipi sebuah restoran di bilangan Perumahan Greenville yang terkenal dengan jajaran tempat makannya. Restoran bernama 101 Rolls ini baru dibuka 14 September 2007 dan menyajikan menu internasional dengan penyajian ala resto Jepang.
Pertama kali melihat tempat ini, AdInfo menyangka kalau ruangannya pasti sempit dan tertata dengan kaku. Tapi, ketika masuk, terlihat ruangan yang ternyata malah tertata apik dan tidak terkesan sempit.
Suasananya memang agak gelap, tapi memang kebanyakan restoran yang “bergaya” memang seperti itu. Remang-remang dengan penataan cahaya yang mengutamakan estetika.
Belum sempat menanyakan siapa orang yang akan diwawancarai, seorang wanita menghampiri AdInfo dan memperkenalkan namanya, Jenny. Akh, ternyata ini orangnya. Wanita muda yang mengundang AdInfo dan menjabat sebagai Event & Marketing Manager 101 Rolls.
Setelah mempersilahkan duduk, Jenny pun langsung bercerita banyak tentang restorannya. Mulai dari menu andalan sampai masalah toilet tadi. “Semuanya kita buat sangat menarik dan konsepnya seperti galeri seni,” ucapnya.
Barang-barang seni yang memiliki nilai artistik memang dapat ditemui di 101 Rolls. Saat pertama kali masuk saja, sebenarnya kita sudah menemukan keunikan dari barang seni tersebut. “Di pintu masuk, kami menempatkan sebuah dayung dari suku pedalaman yang digunakan sebagai gagang pintu,” katanya.
Kemudian jika kita melempar pandang ke arah paling belakang yang menjadi latar terjauh restoran ini, kita akan melihat ukiran kayu tak beraturan berwarna cokelat. Ukiran tersebut berbentuk ulir-ulir yang dibuat dengan tangan.
Di sebelah kanannya, terdapat ruangan yang juga difungsikan sebagai tempat bersantap. Di situ, kita bisa melihat satu buah karya seni berupa tarikan atau rajutan tambang tak beraturan dalam sebuah bingkai.

Menu Fusion
Ketika ditanya mengenai menu yang ditawarkan, Jenny mengatakan bahwa restorannya menyediakan menu “fusion”. Katanya, menu-menu internasional, termasuk dari Indonesia, disediakan di tempatnya.
Bukan hanya ragam menu yang “fusion”, tapi ada pula beberapa gaya penyajian dan bumbu menu yang dibuat campuran yang sebenarnya tidak ada di menu aslinya. Seperti Steak yang dibuat seperti Maki atau roll. Kemudian ada juga menu western yang disajikan dengan saus Wasabimayo.
Sekedar menyebutkan, kita bisa mencoba Popeye Favourite Chicken Wrap yang merupakan menu favorit 101 Rolls.
Bahan baku utama menu ini adalah daging ayam dan sayur bayam. Daging ayam dipanggang seperti steak dan dibuat layaknya croissants. Kemudian gulungan daging ayam yang juga dibalut lapisan tepung kering ini digunakan untuk membungkus sayur bayam rebus. Tampilan menu ini semakin menarik ketika tersiram saos Black Pepper(lada hitam) bercampur saos Balsamic.

Labels:

0 komentar:

Posting Komentar