Greeting itulah yang terdengar setiap menginjakkan kaki di rumah makan ini. Bumbu Desa menawarkan sajian khas masakan Sunda dengan nuansa ranah Parahyangan di tengah kota.
Konsep resto dan menu yang disajikan terlihat sangat matang. Mulai tampilan gedung dan kapasitas sampai desain interiornya yang khas Sunda. Bumbu Desa dibuat dengan pelayanan dan penyajian ala kedai atau Warteg, tapi dikelola dengan profesional, modern, teaterikal, entertaining, cepat, dan experiencing.
Menurut Penanggung Jawab Bumbu Desa Kebon Jeruk, Putra, konsep tersebut diterapkan di seluruh outlet Bumbu Desa. “Awal didirikan untuk mengapresiasikan para ibu-ibu di Jawa Barat, khsususnya daerah Garut, yang masih memasak dengan cara tradisional. Konsep yang ada adalah memadukan 2 generasi, modern dan klasik. Ini bisa dilihat dari desain tempatnya yang terbilang mewah , tapi masih ada sisi klasiknya,” jelasnya.
Selain ucap salam yang khas tadi, Bumbu Desa yang pertama kali berdiri di Jalan Laswi No 1, Bandung ini, memiliki interior desain yang sangat menarik. Lihat saja foto-foto hitam putih yang dijajarkan memanjang di setiap dindingnya. Di situ, terpampang beberapa aktivitas yang biasa dilakukan orang-orang desa.
Sebut saja orang yang sedang mencangkul sawah, menangkap ikan, membuat gula Jawa, menggoreng tahu Sumedang, atau menangkap ikan. Begitu juga dengan masih digunakannya lampu petromak
Furniturnya dipilih yang memiliki sentuhan modern, tapi masih mencirikan karakter tradisional. Seperti tempat duduk yang memiliki sandaran tinggi dan dibuat dari rajutan rotan berwarna coklat tua.
Belum lagi kalau melihat pramu sajinya. Wah, unik sekali. Wanitanya memakai kain batik khas Jawa Barat dengan tutup kepala kain, sedangkan yang laki-laki mengenakan pakaian “unyil”. Lengkap dengan kopiah di kepala dan sarung yang diikatkan di badan.
Terutama laki-laki, ada lagi seragam yang biasa digunakan, yaitu atasan hitam dengan celana panjang bermotif lurik. “Pakaian itulah ciri khas kami. Ada lagi hal lain yaitu, salam hangat di dada yang menandakan layanan tulus dari kami,” ujar Putra.
Kedai Modern
Sejak didirikan 4 tahun lalu di Bandung, Bumbu Desa terbilang tumbuh dengan pesat. Selain di Kebon Jeruk, restoran yang menyajikan menu bercita rasa asli Sunda pedalaman ini telah memiliki beberapa cabang di Jakarta dan luar kota, seperti Surabaya, Bogor, dan Cirebon. “Mendatang, kita akan buka di Serpong dan Bali,” jelas Joisma.
Setiap cabang dibuat dengan kapasitas tempat duduk yang cukup banyak dan gedung yang cukup mewah. Hal itu sengaja diterapkan agar kesan kedai modern lekat di Bumbu Desa.
Setiap orang yang hendak bersantap di restoran ini, pertama kali yang harus dilakukan adalah memilih tempat makan. Kemudian, mereka baru bisa memilih menu yang diinginkan. Terhitung sekitar 20 macam menu disajikan di atas meja panjang.
Menu-menu tersebut disajikan di atas coet/cobek (wadah yang terbuat dari batu kali berbentuk bulat) berukuran besar dan penggorengan dengan alas daun pisang. “Buat menu sayur atau tumis yang berkuah, biasanya ditempatkan di penggorengan. Sedang menu seperti ayam atau udang, ditaruh di cobek,” kata Putra.
Nasi pun tersedia dalam berbagai pilihan. Ada nasi putih biasa, nasi liwet, dan nasi merah. Buat mereka yang memesan lebih dari 5 porsi, biasanya nasi akan disajikan menggunakan boboko (bakul nasi). Sedangkan yang hanya memesan 1 – 2 porsi, nasi akan disajikan di atas daun pisang.
Bukan restoran Sunda namanya kalau tidak ada lalapan dan sambal. Di tempat makan ini, tersedia Salad Bar dengan aneka lalapan (daun selada, terong, timun) dan berbagai sambal, seperti sambal dadag (terasi), sambal goreng, sambal oncom (sambal dicampur oncom bakar), dan sambal hijau.
Penyajian lalapan dan sambal atau yang disebut dengan menu komplimen ini pun sangat khas. Lalapan ditempatkan di pipiti (besek bambu). Sedangkan sambal bisa diambil dengan cobek kecil persegi panjang yang bisa ditempatkan dua macam sambal.
Selesai memilih menu dan lalapan, tinggal tunggu di meja yang sudah dipesan sebelumnya. Tidak berapa lama, pesanan menu pun akan datang. Pembayaran dilakukan belakangan setelah selesai makan.